growsafetyinstitute.co.id – Penanganan material secara manual atau Manual Material Handling (MMH) merupakan aktivitas yang melibatkan penggunaan tenaga manusia. Aktivitas ini merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Aktivitas penanganan material secara manual ini sering kita lihat dalam pekerjaan pertukangan, bongkar muat barang, aktivitas di pasar dan kegiatan-kegitatan bisnis lainnya. Aktivitas ini melibatkan berbagai kegiatan, seperti mengangkat, mendorong, menarik, atau menggendong material tanpa menggunakan alat bantu mekanis.
Penanganan material secara manual memiliki kelebihan, yaitu fleksibilitas gerakan yang dilakukan. Namun, kelebihan ini juga menjadi kekurangannya, yaitu dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Aktivitas penanganan material secara manual memiliki potensi kecelakaan yang tinggi, karena terjadi kontak langsung antara beban dan tubuh manusia. Beban yang tinggi pada otot dan sistem skeletal dapat menyebabkan kelelahan otot, terutama pada otot leher dan tulang belakang, serta bagian tubuh lainnya. Selain itu, postur kerja yang tidak ergonomis dan beban yang besar dapat menyebabkan cedera tulang belakang.
Pengangkatan secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan. Kecelakaan kerja yang terjadi karena kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh kelebihan beban angkat. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan, baik menyangkut kemampuan pengamatan kognitif, fisik, maupun psikologis.
Dalam sistem kerangka manusia terdapat beberapa titik rawan, yaitu pada ruat tulang leher, ruas tulang belakang dan pada pangkal paha. Titik pada ruas tulang belakang khususnya antara ruas lumbar ke-5 dan sacrum ke-1 (L5/S1), merupakan titik yang paling rawan terhadap kecelakaan kerja, karena pada titik tersebut terdapat disk (selaput yang berisi cairan) yang berfungsi untuk meredam pergerakan antar ruas. Jika tekanan yang diakibatkan pengangkatan beban kerja melebihi Maximum Permissible Limit (MPL) sebagai batas angkat maksimum, maka akan menyebabkan pecahnya disk tersebut sehingga manusia akan mengalami kelumpuhan.
Aktivitas mengangkat sangat dipengaruhi oleh beban yang diangkat dan frekuensi pengangkatan material. Semakin berat benda yang diangkat dan semakin tinggi frekuensinya semakin berisiko terhadap cedera dan kecelakaan kerja. Berikut adalah grafik kategori pengangkatan berdasarkan berat dan frekuensi pengangkatan:
Pada Gambar 1. ditunjukkan dalam empat kategori warna yaitu hijau, kuning, merah, dan ungu. Penjelasan setiap area adalah:
- Area warna hijau dengan kode G (Green) = 0 merupakan kategori pengangkatan yang aman;
- Area warna kuning sawo dengan kode A (Amber) = 4 masih dalam kondisi aman namun perlu mendapat pengawasan;
- Area warna merah dengan kode R (Red) = 6 dalam kondisi berbahaya harus dihindari;
- Area warna ungu dengan kode P (Purple) = 10 kategori pekerjaan yang sangat berbahaya dan diperlukan pengawasan sangat ketat karena berpotensi risiko cedera serius.
Pada saat mengangkat beban, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu beban yang diangkat dan sikap mengangkat. Posisi mengangkat yang aman adalah dengan lengan atas sejajar dan lurus dengan tulang belakang. Posisi ini dapat membantu menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi tekanan pada otot dan tulang belakang.
Posisi mengangkat yang moderat adalah dengan lengan atas membentuk sudut agak lebar dari tubuh atau mengangkat dengan posisi membungkuk. Posisi ini dapat meningkatkan risiko cedera, tetapi masih dapat dilakukan dengan aman jika beban yang diangkat tidak terlalu berat.
Posisi mengangkat yang berbahaya adalah dengan lengan atas membentuk sudut yang besar dengan posisi tubuh membungkuk sangat dalam. Posisi ini dapat menyebabkan cedera serius, bahkan kelumpuhan.
Pengetahuan tentang teknik pengangkatan sangat diperlukan bagi setiap pekerja untuk menghindari cedera. Gambar 5. merupakan teknik pengangkatan yang dianjurkan.
Teknik mengangkat seperti ditunjukkan pada Gambar 5. menjelaskan bahwa pengangkatan secara aman, jika dilakukan dengan gerakan vertikal (tidak membungkuk) dan benda menempel pada tubuh. Secara umum faktor-faktor yang perlu diperhatikan aktivitas mengangkat adalah:
- Hindari mengangat benda dari lantai. jika beban harus diangkut dari permukaan lantai maka dianjurkan menggunakan alat mekanis.
- Benda yang diangkat ringan sampai sedang dan mudah disesuaikan diantara lutut.
- Benda yang diangkat harus sedekat mungkin dengan tubuh (menempel).
- Posisi punggung tegak lurus, pada saat mengangkat tumpuan pembebanan pada kaki dan mengurangi pembebanan pada tulang punggung.
- Hindari mengangkat dengan tiba-tiba, pengangkatan dilakukan pengangkatan dilakukan dilakukan pelan-pelan dengan memposisikan kekuatan pada tumpuan kaki.
- Tangan memegang benda dalam posisi yang aman dengan memegang penuh, tidak menggunakan jari yang dapat menyebabkan ketegangan lokal.
Selain teknik mengangkat secara ergonomis, ada pula teknik membawa secara ergonomis yang akan dibahas pada artikel berikutnya.
Referensi Buku:
Manual Handling at Work ‘A Brief Guide’
Occupational Noise Exposure
Manual Material Handling
Penulis: Kartika Indira – Tenaga Ahli PT GSI Selamat Indonesia
Editor: Dinda Putri Azizah